Sebagai organisasi perempuan muda yang tumbuh dari diri organisasi muhammadiyah, nasyiatul ‘aisyiyah sudah sepatutnya harus mampu menjalankan tanggung jawab publik maupun tanggung jawab domestik tanpa harus melalaikan tugas utama dalam keluarga. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh endang susilowati, s.h. M.h., selaku perwakilan dari gubernur daerah istimewa yogyakarta (diy) hamengku buwono x saat memberi sambutan pada pembukaan muktamar nasyiatul aisyiyah (na) ke xiii di gedung sportorium universitas muhammadiyah yogyakarta (umy), jum’at (26/8).endang mengungkapkan bahwa tema dalam muktamar na tahun ini yakni “gerakan perempuan muda berkemajuan untuk kemajuan bangsa,” menurutnya sangat penting dan relevan dengan perkembangan zaman saat ini. Kondisi permasalahan-permasalahan terhadap perempuan, khususnya tindak kekerasan yang dilakukan kepada perempuan di indonesia masih cukup tinggi. Terlebih tingkat keramahan publik bagi kaum perempuan dipandang masih sangat kurang.“na yang telah menempuh 85 tahun perjalanan gerakan perempuan, sudah seharusnya gerakan perempuan muda na dalam perspektif ideologi keagamaan dapat menampilkan pandangan islam yang berkemajuan. Dan saat ini perempuan bukan lagi di bawah atau di atas kekuatan laki-laki, namun saat ini perempuan adalah mitra kerja laki-laki. Sudah saatnya perempuan indonesia memiliki rasa berpikir dan bertindak untuk dapat berkonstribusi terhadap negara,” papar staff ahli hukum pemprov diy.endang melanjutkan, perempuan indonesia harus memiliki prinsip menjadi perempuan yang dapat membawa perubahan dan kemajuan dalam mengentaskan permasalahan-permasalahan bagi kalangan perempuan dan bagi negara. “muhammadiyah menjadikan perempuan pada bagian yang terhormat dalam bermitra untuk membawa perubahan dan kemajuan bangsa. Namun hal yang paling utama adalah perempuan tidak melalaikan tanggung jawabnya di dalam keluarga. Atas dasar itulah diharapkan pada muktamar na kedepan akan menciptakan na yang sakinah dalam keluarga dan juga berperan dalam kemajuan bangsa,” tandasnya.sementara itu pimpinan pusat na, normasari mengatakan pada muktamar na saat ini dalam melakukan gerakan yang berkemajuan tetap menggambarkan islam sebagai agama yang membela dan menggerakkan yang lemah. Seperti dalam syair lagu na, normasari mengatakan identitas utama na sebagai tunas putri muhammadiyah yaitu terdidik tiap hari, kemuliaan islam dicari, serta bekerja digemari. Dalam hal ini na mengandung ikhtiyar mewujudkan kemandirian bangsa dan siap berkarya. “salah satu tantangan na untuk membantu kemajuan bangsa dan bersaing dengan bangsa lain yaitu terkait masyarakat ekonomi asean (mea, red). Dalam hal ini na siap berkarya membangun bangsa demi mewujudkan kepribadian utama, dan kokoh tanpa mengorbankan realitas hidup utama yaitu di dalam lingkungan keluarga sendiri,” imbuhnya.dalam perhelatan muktamar nasyiatul aisyiyah ini dihadiri oleh 900 peserta yang mewakili 34 pimpinan wilayah na dari seluruh provinsi di indonesia. Di samping itu juga turut hadir 2500 penggembira serta turut hadir memberi sambutan pembukaan yakni menteri pendidikan dan kebudayaan, prof. Dr. Muhajir effendy serta dr. Haedar nashir selaku ketua umum pp muhammadiyah yang juga sekaligus secara resmi membuka muktamar na xiii ini.
Home »
» NA PERLU JALANKAN TANGGUNG JAWAB PUBLIK TANPA LALAIKAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA