Bersahabat dengan Al Qur’an jangan hanya sekedar dibaca, melainkan dengan cara merenungi dan memahami maknanya. Jika kedua hal tersebut dijalankan, setiap manusia yang ingin bersahabat dengan Al Qur’an akan terasa sempurna jika ditambah dengan menghafal. Hal ini karena, Al Qur’an merupakan benteng diri setiap manusia di saat kondisi terpuruk.
Ungkapan tersebut seperti yang dikatakan oleh Ustad Yusuf Mansur saat mengisi ceramah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Kamis (11/8). Ceramah dengan mengundang ustad kondang tersebut, merupakan salah satu rangkaian agenda Festival Al Qur’an yang masih berlangsung sejak tanggal 9 Agustus hingga hari ini, Kamis (11/08). Ustad yang dikenal dengan sebutan YM tersebut mengawali ceramah dengan membaca surah Al Qasas ayat 35 dengan diikuti oleh ratusan orang yang menghadiri ceramah tersebut.
YM menyebutkan, dalam ayat tersebut terdapat mukjizat yang diberikan kepada Nabi Musa berupa tongkat yang berubah wujud menjadi ular. Pada hari ini umat Islam di dunia hanya memiliki Al Qur’an yang merupakan suatu mukjizat hingga hari akhir. “Kita hari ini hanya memiliki Al Qur’an, tongkat Nabi Musa yang menjadi salah satu mukjizat pada masa itu, kita tidak bisa lagi melihatnya. Dengan adanya mukjizat Al Qur’an saat ini, dan kita tetap mempergunakannya yang bukan hanya dengan membaca melainkan menghafalkan, maka hidup akan semakin lebih mudah dan tenang,” papar YM.
Dalam pemahaman YM tersebut, selama memegang ayat-ayat Al Qur’an yang telah dipahami dan dihafalkan, maka Allah akan memberi setiap permasalahan jalan keluar dengan cara tidak disangka-sangka. “Menghafal ayat Allah akan diberikan kemudahan bagi orang yang menghafalnya. Menghafal pun bukan hanya sekali menghafal, melainkan secara kontinu. Ibarat kehidupan yang terus berjalan, menghafal pun juga harus terus menerus dilakukan. Jika setiap orang bersahabat dengan Al Qur'an, asik dengan Al Qur'an, akan selalu ada kejutan-kejutan yang dihadiahkan oleh Allah,”tandasnya.
YM juga menambahkan jika Al Qur’an dengan 6000 ayat yang ada di dalamnya itu dihafal, diibaratkan seperti sebuah tongkat yang tadinya hanya pendek jadi semakin memanjang. "Ini ibarat tongkatnya Nabi Musa di surat Al Qasas ayat 35. Ibarat tongkat itu bukan hanya dipanjangkan, melainkan dihaluskan dengan makna memperbagus bacaannya secara tartil,” pungkasnya.