Revitalisasi Karakter : Aktualisasi Agama dan Pancasila dalam Identitas KeIndonesiaan



Pemateri : Prof. Dr. Amin Abdullah

Pemikiran keagaaman dalam perkembangan politik dunia digolongkan dalam

lima etape yaitu: tribes, monarki, nation state, united nations, masyarakat global. Kita

akan berfokus pada etape “Nation State”. Lalu dimana peran agama? Perguruan tinggi

agama itu sangat penting (PTKIN dan PTKIS). Konstekstualisasi pemikiran Islam

Indonesia terkait tempat, waktu, dan pandangan keilmuan. Indonesia yang harus

diperhatikan adalah archipelago (kepulauan). Indonesia bisa sampai sekarang ini

antara teks-teks dalam quran dan kenyataan-kenyataan di lapangan. Ini juga

membentuk cara berpikir. Cara berpikir kontinental kalau ada konflik, keras, kemudian

dibuatlah tembok berlin. Cara berpikir kepulauan berbeda dengan cara berpikir

kontinental. Budaya kepulauan itu berbeda sekali, cara kita menerima budaya dan

agama orang lain. Mentalitas orang-orang di kepulauan itu lebih suka damai daripada

perang. Masrshal G. H menyebutkan adanya tiga hal Islamics, Islamicate, dan

Islamdom. Yang terjadi di di Indonesia adalah Islamicate. Terus menerus

berkesinambungan tiada henti. Doktrin saja tidak cukup. Kelebihan negara kepulauan

yaitu inklusivitas dan pluralitas.

3 nilai Quran yang ada di Indonesia:

a. toleran, terbuka, lapang

b. pluralitas kemajemukan

c. inklusivitas

Primodiarlitas adalah tantangan baru untuk Indonesia. Gejala ini mulai muncul di

Indonesia. Hanya setia pada pemimpin yang berasal dari golongan yang sama

dengannya baik itu etnis, agama, suku, dll. Sampai-sampai menolak orang dari

kelompok lain. Untuk menghindari ini social science dan kritis filosofis diperlukan. Tidak

hanya fokus pada tauhid-tauhid lama, tapi kalau bisa mengkombinasikan tauhid-tauhid

lama yang ada di agama dengan social science dan kritis filosofis.

Agama dan Pancasila : Warisan Pemikiran Islam

a. Keimanan dan kebangsaan = convergence

b. Demokrasi, pluralitas, diversitas dan inklusivitas = maqasid syari’ah

c. Kepulauan = modal sosial dan kultural bangsa Indonesia yang jarang dimiliki

oleh bangsa-bangsa lain (kohesivitas sosial)

Tiga hal ini dapat mecegah terjadi hal seperti arab spring dan kapitalisme.

Ingatan kolektif kita adalah inklusivitas.

Rights, recognition dan redistribution yang tercermin dalam sila ke-5 Pancasila. Ke arah

Indonesia berkemajuan:

a. No poverty, no hunger, good health, quality of education (Muhammadiyah sangat

fokus pada hal ini), gender equality, sanitasi dan air bersih (aisiyah dan

Muhammadiyah juga fokus pada hal ini.

Related Posts: