Era persaingan ekonomi
global seperti saat ini membuat Indonesia harus semakin memacu kapasitas
ekonomi dalam negeri untuk dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.
Namun sebelum memajukan sektor ekonominya,
pertama-tama masyarakat Indonesia perlu meningkatkan kualitas individu
insan Indonesia terlebih dahulu.
Hal tersebut yang
disampaikan oleh Prof. Dr. Sri Adiningsih, Ketua Dewan Pertimbangan
Presiden dalam sesi Paralel Ekonomi Berkemajuan, Konvensi Nasional
Indonesia Berkemajuan (KNIB), di Ruang Sidang gedung AR.
Fachruddin A lantai 5 pada Selasa (24/05). Meskipun jumlah pengangguran
di Indonesia sudah menurun, Adiningsih menyampaikan hal tersebut belum
membantu banyak dalam memajukan sektor ekonomi di Indonesia.
Dalam meningkatkan
kualitas masyarakat Indonesia, Adiningsih menyatakan bahwa pemerintah
sudah melakukan beberapa program unggulan, seperti wajib belajar 12
tahun. “Dalam beberapa tahun ini Indonesia berada di
posisi tengah dimana kita tidak mengalami kemajuan, tetapi tidak pula
mengalami kemunduran. Salah satu penyebab hal ini adalah karena 60%
masyarakat Indonesia hanya merupakan lulusan SD sampai SMP saja. Maka
bagaimana Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara
lain kalau hal tersebut terus berlanjut,” tegas Adiningsih.
Adiningsih juga
mengapresiasi Muhammadiyah yang telah melakukan program-program dalam
bidang kesehatan dan pendidikan guna membantu pemerintah untuk
menjalankan program meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia.
“Muhammadiyah telah berfokus menjadikan manusia sebagai pilar penting
seperti dalam sektor kesehatan dan pendidikan,” tutur Adiningsih.
Meskipun demikian, ada
dua faktor lain penting untuk memajukan sektor ekonomi di Indonesia.
Faktor kedua setelah meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia adalah
meningkatkan daya saing Internasional dan produktifitas
nasional. “Kita perlu meningkatkan produktifitas rakyat. Kita tidak
mungkin bersaing di ranah Internasional kalau produk yang kita konsumsi
masih produk-produk asing. Jadi rakyat harus kita dorong untuk lebih
produktif,” jelas dosen fakultas Ekonomi UGM tersebut.
Sedangkan faktor yang ketiga adalah meningkatkan kemandirian ekonomi
dengan menggerakkan ekonomi strategis.
Senada dengan
Adiningsih,Ekonom Indonesia Wimboh Santoso,Ph.D menyatakan bahwa
masyarakat Indonesia harus mulai membiasakan konsumsi produk dalam
negeri. “Jangan sampai jumlah penduduk kita yang besar justru dibanjiri
oleh produk-produk dari luar negeri. Indonesia sudah memiliki marketnya
tapi hanya kurang kompetisi dalam jualnya,” jelas Wimboh.
Selain itu, Wimboh
optimis bahwa pada tahun-tahun berikutnya, ekonomi Indonesia dapat maju.
Ekonomi dunia saat ini sudah tidak lagi mengandalkan negara-negara
maju. “Produksi ekspor negara-negara maju sudah menurun.
Bahkan China, untuk tetap mempertahankan ekonominya, fokus ekonominya
sudah pada sektor domestik. Sehingga hal ini dapat memberikan peluang
kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia,” terang Wimboh.